Di Caxias do Sul, seorang klien Parisotto sedang mengalami kesulitan finansial dalam bisnisnya. Ia menawarkan Parisotto untuk membeli perusahaannya dan akan menggunakan uang itu sebagai salah satu cara membayar utang-utangnya. Parisotto setuju dan itulah awalnya ia membuka klub video pertama di Negara bagian itu. Tak hanya video, klub itu juga menjual sound system dan produk-produk elektronik lainnya.
Melihat geliat bisnis barunya yang sangat menantang dan terus berkembang, sebagai lulusan ilmu kedokteran, Parisotto akhirnya melupakan ide untuk membuka praktik dokter, dan memutuskan untuk mendedikasikan dirinya ke bisnis barunya tersebut.
Di tahun 1985, saat berkunjung ke Tokyo atas undangan Sony, ia melihat laboratorium yang digunakan untuk membuat subtitle dan merekam kaset video. Tepat saat itu juga, intuisinya berkata bahwa ia tengah melihat kesempatan yang unik. Satu hal khusus yang menarik perhatiannya adalah fakta bahwa kaset-kaset itu digulung dengan panjang yang sama untuk perekaman berikutnya. Dengan kata lain, Jepang memiliki jumlah kaset yang tepat untuk durasi film itu, tanpa sisa, tak seperti yang dilakukan di Brasil pada saat itu.
Setelah kembali ke Brasil, ia memutuskan untuk menjual toko elektroniknya dan mulai memproduksi kaset baru itu. Dalam waktu singkat, ia meluncurkan produk yang belum pernah ada di pasar: kaset kosong yang dirancang khusus untuk distributor dan klien lain.
Pada puncaknya, di tahun 1988, perusahaan Videolar merombak kondisi pasar manufaktur kaset video (VHS). Dan di tahun 1990, Parisotto memindahkan pabrik ke Sao Paulo dan membuka satu pabrik lagi di Manaus. Perusahaan itu dengabn cepat melebarkan operasi, yang saat ini berkisar dari manufaktur polystyrene (bahan mentah dasar untuk produknya), hingga pengiriman media rekaman (kaset video, DVD, dan CD) tepat ke pintu rumah klien.
"Fondasi Videolar memiliki kesamaan dengan sejarah pebisnis lainnya, terutama di dalam suatu Negara seperti Brasil, berkaitan dengan fakta bahwa ada berbagai kesempatan untuk memulai bisnis yang berawal dari ide bagus, profesi, atau celah spesifik di pasar. Selain itu, sisanya adalah 10% inpirasi dan 90% keringat," kata Parisotto.
Dan hasil dari 90% keringat Parisotto untuk mengembangkan Videolar adalah ketika Parisotto berhasil membuat impiannya diakui orang ketika menerima penghargaan "Entrepreneur of The Year for 2002" untuk kategori Master of Business - acara kewirausahaan terbesar di dunia. Lirio Parisotto berhasil melihat peluang yang ada di masa lalu mengembangkannya dengan inovasi dan kerja keras ke negerinya sendiri. Tak heran jika Videolar berhasil menjadi salah satu perusahaan besar di Brasil.
Sumber : The Trump Way of 3 Minutes. Ricardo R. Bellino. BIP Press